UNIMED - 19/03/2016
Mulai Lupakan Budaya, Imabato Unimed Harus Gali Filosofi Batak
Medan | Jurnal Asia
Saat ini sudah terjadi pergeseran budaya Batak, bahkan di Tanah Toba sendiri. Mulai dari tidak banyak lagi pemudanya yang berbahasa Batak dan memahami budaya, hingga minimnya pemakaian nama asli Batak.
Saat ini sudah terjadi pergeseran budaya Batak, bahkan di Tanah Toba sendiri. Mulai dari tidak banyak lagi pemudanya yang berbahasa Batak dan memahami budaya, hingga minimnya pemakaian nama asli Batak.
“Sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat kesukuan, Ikatan Mahasiswa Batak Toba Universitas Negeri Medan atau Imabato Unimed harus mengedepankan pentingnya mengetahui budaya Batak Toba yang semakin ditinggalkan akibat pengaruh zaman,” ungkap Rektor Unimed Prof Dr Syahwal Gultom MPd usai melantik pengurus Imabato Unimed masa bakti 2016 -2017 di Auditorium kampus tersebut Jalan Willem Iskander Medan Estate, Selasa (19/4).
Menurutnya jika ada kumpulan seperti ini, hakikatnya menyatukan visi misi dan bisa tolong-menolong. Jadi, dengan organisasi ini bagaimana Imabato juga menggali filosofi dalam Batak agar bisa diterapkan dalam perilaku sehari-hari.
Sebagai pembina Imabato Unimed, Prof Syawal menekankan agar Imabato tetap konsisten terhadap pengingatan kembali kebudayaan Batak Toba di Unimed, terutama mahasiswa yang bersuku Batak Toba dan jangan terburu-buru meninggalkan budaya sendiri sehingga terlalu akronis.
Ketua Imabato Unimed terpilih periode 2016-2017 Ivan Rolas Manurung mengakui, ada sedikit pandangan negatif orang terhadap organisasi ini. Dirinya termotivasi untuk melangkah maju bersama guna memperbaiki mindset negatif orang terhadap organsasi ini.
“Kita bangun kerjasama dan harmonisasi antar organisasi lain agar orang bisa melihat hasil karya apa yang kita lakukan,” ucapnya. Ivan menuturkan, secara sederhana Imabato terbentuk karena adanya kegelisahan kaum muda melihat banyaknya mahasiswa sekarang ini sudah melupakan budaya Batak Toba.
Menurutnya, Imabato juga merupakan wadah untuk menciptakan pemimpin masa depan negeri ini, khususnya daerah Sumatera Utara. Dia menegaskan, organisasi yang dipimpinnya mendukung perkembangan zaman yang berbudaya.
“Kami akan menggelar diskusi dan seminar mengenai konsep pemimpin yang berbudaya dan mengulas budaya Batak Toba yang sudah hampir terlupakan karena perkembangan modernisasi di kalangan mahasiswa,” ungkapnya.
Stering Comitte Imabato Unimed Kamil Chandra Hutapea, SE mengatakan kelompok organisasi mahasiswa ini memang bersifat kebudayaan Batak Toba, namun tetap ikut berpartisipasi terhadap berkembang dan majunya Indonesia.
Untuk itu, kata dia, Imabato Unimed, akan selalu membahas isu-isu penting yang terkait dengan kebudayaan Batak Toba dan akademis kampus. “Selain itu juga untuk merumuskan rencana strategis dalam mempertahankan dan mengingatkan kebudayaan Batak Toba di lingkungan Unimed dan juga bersinergis dengan universitas lainnya,” ujar Kamil Chandra Hutapea. (swisma)
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar